Laman

Rabu, 14 Juli 2010

Japan -part 4-

sumisasen, saya ngga ngepost fanfict ini untuk beberapa hari. berada di luar kota dan bukunya tak terbawa.jadi ngga bisa ngepost deh.


okeh akan saya lanjutkan.

*****************************************

udara di Tokyo semakin dingin. sudah hampir memasuki musim dingin. tetapi sekarang masih musim gugur. dalam cuaca seperti ini sebenarnya aku lebih suka berada di dalam rumah sambil menikmati coklat panas, atau teh. aku lebih sering menyeduh teh coklat daripada teh hijau. aku mendapatkannya dari nenekku saat aku mengunjunginya di Indonesia. sebenarnya nenekku keturunan Jepang. tetapi berpuluh tahun lalu, saat ia menikah dengan kakek, ia menjadi warga negara Indonesia. aku mendengar cerita dari nenekku bahwa tentara Jepang pernah menjajah Indonesia. itulah saat nenek bertemu dengan kakek.nenek adalah salah satu putri dari pimpinan tentara jepang saat itu. dan kemudian nenek bertemu dengan kakek, yang merupakan pejuang di Indonesia.

itulah cinta. tak peduli latar belakang pasangannya, yang pasti mereka saling mencintai.

Hyun Joong dan Young Saeng tadi yang mengantarku pulang.

"Terima kasih untuk hari ini" Kataku

"Tidak. Ini satu-satunya cara kami membalas kebaikanmu" Kata Young Saeng.

"Semoga konser kalian lancar"

"Terima kasih. Kami sangat menghargai apabila kau datang"

"Ah, sepertinya, ehm, akan aku usahakan untuk datang melihat penampilan kalian. aku akan membawa triple s lain untuk mendukung kalian"

"Terima kasih banyak" Kata Hyun Joong sambil tersenyum. Aku membalas senyumannya.

*****

Aku masih dapat mendengar deruan mobil yang dikendarai Hyun Joong samar-samar, dan mulai menghilang.

aku melangkahkan kakiku. pintu gerbang mengeluarkan bunyi berdecit saat aku membukanya. perlahan aku menaiki tangga menuju kamarku.

"Fumi, kau baru pulang selarut ini??" tanya seorang pria yang keluar dari apartemennya saat aku menaiki tangga di lantai dua.

"Ah, i, iya. dan kau, sepertinya kau tidak sendirian" Jawabku dengan gugup dan dengan kekuatanku yang tersisa. Kazuhiko Yamada. dia mahasiswa juga. sama sepertiku dan berada di universitas yang berbeda namun berbeda jurusan. dia tinggi, kulitnya putih karena dia keturunan jepang-korea. mungkin itulah yang membuat kulitnya lebih putih daripada pria jepang lainnya. dan kini, jantungku berdegup kencang.

"oh, ya. temanku datang ke sini. maafkan aku jika nanti kami mengganggu tidurmu"

Aku menggeleng "tidak, tidak apa. aku terbiasa tidur saat suasana ramai"

"apa kau ingin bergabung bersama kami? kami sedang merencanakan untuk pergi berkemah"

"berkemah??di cuaca seperti ini?apa kau yakin?"

"itulah tantangan. hahahaha"

aku hanya tersenyum. "baiklah, sepertinya aku akan masuk ke kamarku"

Kazu tersenyum dan mempersilakanku. aku sedang memutar kunci pintu kamarku saat aku melihat ada sepucuk amplop berwarna merah di depan pintuku.

"Kazu, kau yang menaruh surat ini?"

Kazu sedang membuka pintu kamarnya saat aku memanggilnya. Ia berjalan mendekati dan mengambil amplop di depan pintuku "Ini?? tidak. kalau aku, pasti akan kuberikan yang berwarna merah muda"

"A, apa??"

"Ah, tidak, bukan apa-apa. dan, maaf. bukan aku yang memberikan ini untukmu. lagipula kan aku bisa memberikan langsung padamu"

ah, benar. "apa kau tahu siapa yang menaruh ini?"

"ada nama pengirimnya?"

aku membalikkan amplop. "tidak. bahkan surat ini tidak tertulis namaku sebagai penerima"

"sudahlah, ambil saja. jika isinya memang bukan untukmu, kau bisa memberikan kepada penghuni lainnya besok, kan??"

"äh,ya tentu saja. selamat malam kalau begitu"

"selamat malam,fumi."

aku menutup pintu apartemenku. surat merah, ini bisa berarti surat ancaman. tetapi untuk alasan apa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar