Laman

Senin, 09 Mei 2011

uts pun berakhir :)

hari terakhir UTS masa TPB gueeeeeeeeeeeeeeee~~~~~

aaaaaa~~ bahagia banget beneran!!!

TPB bener-bener cuma menghitung hari. tingkat dua, meteorologi, HMME, menghabiskan liburan tingkat dua jadi panitia INKM, osjur tiap minggu, udah menanti di depan mata. oh iya, ada lagi yang ketinggalan. LABTEK BIRU :)

rasanya, seneng banget! tapi, ada banyak hal yang bakal gue tinggalkan di masa-masa TPB ini. kalkulus. fisika. kimia. olahraga. kpip dan sas. [sayangnya pengenalan teknologi kebumian bakal terus berlanjut (haha yaiya lah) dan pti yang gue yakin tingkat dua dan seterusnya bakal lebih ribet lagi. /mendesah panjang/]. GKU Barat lantai 3, 2 dan 1. TVST, tempat nongkrong gue pas semester 1.

TPB CUP. kangen banget sama masa-masa gue dan anak-anak lain nyanyi "syalalalala kebumian" dan terkadang kami sedikit jahil dalam ber-yel-yel sampe fakultas tetangga marah-marah. pernah liat pertandingan badminton supporter berantem pas final nggak? mungkin fakultas kami yang pertama kali mencetak sejarah itu. bagaiana awalnya kami bertengkar karena masalah tpb cup. "tunjukkin kalo lo anak FITB!" bagaimana grup ramai dengan masalah mayor-minor, yang untung saja berakhir dengan bahagia. "mau kenal, mau engga, kalo lo liat anak yang pake jaket kebumian 2010, sapa ya!" .bagaimana dari hal itu kami membangun keluarga kami sendiri. keluarga fitb 2010. bagaimana kami tetap meneriakkan yel-yel penyemangat walau kami telah dikalahkan lawan, bagaimana kami menyebut fakultas lain, yang, uhm, kami anggap saingan, sebagai "sensor". bagaimana kami meneriakkan "siapa suruh lawan orangtua" dan yel-yel lain yang, kalo diliat sih, pemain sibuk dengan permainannya, supporter sibuk dengan yel-yel barunya. mungkin kalau ada julukan "Fakultas dengan yel-yel terbanyak", maka kamilah yang menang. dan bagaimana kami diam-diam berbicara di belakang fakultas tetangga "sebenarnya, kamilah juara tpb cup yang sesungguhnya". sebagai pemain sekaligus supporter, inilah momen terbesar yang sangat terkesan buat gue di masa tpb :)

teman-teman FITB 3. yang kalo ketua kelasnya nggak ada, pasti ada aja yang ganti nama jadi "bayu". yang kalo fisika, untung saja kita tidak seperti kelas sebelah yang cuma tersisa 10an orang di kelas. untung saja masih ada lebih dari 20 orang walau hati dan pikiran sudah jalan-jalan kemana-mana :p yang kalo kalkulus selalu aja minta nego sama pak joko. yang entah kenapa, seseorang bernama "mardame" itu selalu ada, disebut-sebut oleh pak vei,dosen kimia karena terbaca "madame (nyonya dalam bahasa perancis)", dan entah kenapa nama galih menghilang di absensi makrab dan diganti oleh pria bernama mardame ini. (untuk orang yang bernama mardame yang kami maksud, anda sudah terkenal bung di kelas kami walaupun anda tidak bersama kami). berbagai kisah kita rajut bersama di kelas ini kawan :)

teman-teman rohis kelas. kita bersama karena Allah SWT,kan? kita akan selalu dan terus menyebarkan kebaikan kepada kawan-kawan fitb kan? walaupun kelas kita berbeda, Allah lah yang menyatukan kita. dalam ukhuwahnya kita bersatu. jangan lupa kawan, di masa tpb ini ada amanah terakhir yang harus kita jalani. ini mungkin memang tantangan terakhir kita sebagai anggota rohis kelas di masa tpb, tapi ini awal dari perjuangan kita sebelum kita benar-benar menghadapi tantangan yang seungguhnya di himpunan. kawan, kalau bukan kita yang mengingatkan kawan-kawan kita yang lain untuk terus mendekatkan diri pada Allah, siapa lagi?

dan untuk beberapa orang yang, sebenarnya ingin melupakan, tapi mungkin bakal jadi cerita seru kalo cerita ke calon suami gue. reaksinya gimana ya?? hahaha.
ojan, tuan 21, dan harry potter.

mungkin ada beberapa kisah yang gak sengaja terlupakan. tapi masa tpb ini bakal berharga banget buat gue. di sini gue merasakan perubahan diri gue. menjadi (sedikit) lebih dewasa.

untuk kawan-kawan calon penghuni LABTEK BIRU.
amel, thifa, rakhmi, sulis, gries, amel, nden, nesti, riris, nunu, yoga, dedi, fuad, faruq, age, aryo, dan anak-anak lain yang, maaf gue lupa siapa lagi.
bisakah kita menjadi penggerak untuk mendamaikan si kuning dan si orange? apa kita tega membiarkan saudara kita bertengkar sementara kita diam saja di labtek biru??

dan kawan-kawan lain.
masa tpb belum benar-benar berakhir kawan. manfaatkan hari-hari ini untuk mengejar cita-cita kalian.

kawan, saat kita berada di himpunan kita masing-masing. jangan pernah lupakan FITB 2010, kebumian 2010, jangan lupakan 16310 !!

dan beneran deh. gue gak mau ketemu kalkulus, fisika dan kimia lagi. ogaaaaaahhhh~~

yah, seenggaknya gue udah terbebas dari kalkulus dengan hasil baik :))
nanti kalo ketemu pak joko dan ditanyain soal kalkulus, maka gue berani bilang. "wah, lupa pak. kan saya sudah lulus kalkulus 1 jadi boleh dong saya lupa" :D

Sabtu, 07 Mei 2011

05.01.2011 (May 1st, 2011)

05.01.2011 (May 1st, 2011)
Kemarin gue sangat merasa bahagia lebih memilih buat pergi ke rumah belajar Cimahi bareng anak-anak acara 2 GEMA ITB dibanding pergi ke gathering primadonna. Ya, daripada kumpul-kumpul cuma ngomongin lima cowok korea yang, gue yakin yang diomongin udah pernah gue denger dan hal-hal lain yang kalo dipikir-pikir ternyata wasting time walaupun asik, mendingan gue berpanas-panas ria naik kereta ke Cimahi, hampir disosor soang, dan berjalan melewati gang rumah penduduk. Ya, karena yang gue dapat disana jauh lebih bermanfaat :)
Rumah belajar Cimahi, yang lo pikir pertama kali apa? Rumah belajar yang ada di Cimahi? Ya iya, lah. Orang-orang, atau anak-anak yang duduk di meja dengan buku di atasnya, mereka memegang pulpen atau pensil dengan seorang guru menerangkan di depan papan tulis? Kalau yang ini, kalian salah. Di sini nggak ada meja sama sekali, gak ada papan tulis sama sekali. Disini hanya ada anak-anak jalanan yang memegang buku bekas, pensil yang ujungnya tumpul, beralaskan tikar, dan guru yang bahkan merekapun sebagian tidak menyandang sarjana pendidikan.
Anak-anak jalanan? Ya, anak-anak jalanan. Tidak seperti anak-anak jalanan di Bogor, anak-anak jalanan di sini, menurut gue terlihat jauh lebih menyeramkan. Bayangin aja,hampir seluruhnya dari mereka berpenampilan seperti anak punk. Mengingatkan gue waktu pulang konser KPA dan ternyata slank lagi manggung di Sabuga. Di jalan Tamansari udah penuh sama orang-orang berpenampilan punk. Sampe satpam kampus gue nganterin orang yang mau keluar naik angkot sendiri sampe tuh orang dapet angkotnya, dan mempersilakan pengendara motor yang mau keluar kalo yang mau keluar udah lebih dari lima motor. Dan saat itu gue akhirnya dianter sama temen gue. Mengingat kondisi waktu itu rawan banget.
Dan anak-anak yang berada di hadapan gue, mungkin versi masa muda dari orang-orang yang gue liat saat konser slank itu. Jujur, saat itu gue bener-bener takut liat mereka. Gue mempersilakan temen-temen gue buat masuk duluan. Tapi waktu liat reaksi dari sebagian anak yang liat kita datang, entah kenapa pikiran negatif gue tentang mereka sirna saat itu juga. Tau apa yang mereka lakukan? Mereka tersenyum bahagia saat kami datang, dan mendatangi kami untuk bersalaman, seperti anak-anak pada umumnya. Hanya saja mereka memang terlihat agak menakutkan.
Saat kami datang, anak-anak yang kira-kira mungkin seumur anak kelas empat sd sampai seumuran gue, lagi nyanyi-nyanyi lagu jalanan yang sering mereka nyanyikan. Sebagian besar dari mereka tersenyum bahagia saat menyanyikan lagu itu.
Rumah belajar Cimahi ini memang didirikan untuk mengajar anak jalanan. Pada hari itu kegiatan di rumah belajar Cimahi terlihat lebih ramai karena mereka kedatangan tamu dari rumah belajar Ciroyom. Staf pengajar dari rumah belajar Ciroyom terlihat lebih berpengalaman. Bayangin aja, waktu kenalan sama kakak-kakak dari rumah belajar Ciroyom, ada dua mahasiswa ITB. Yang satu meteorologi ’03, yang satu meteorologi ’05. Wah, senior gue semuaaaa~~ mungkin mereka lagi S2 kali ya :p
Nah, rumah belajar Cimahi ini diawasin sama kakak-kakak dari universitas tetangga yang berbasis pendidikan. Tau sendiri lah ya itu apa. Bukannya sombong sama universitas sendiri, kok. Soalnya kakak-kakak ini bener-bener tangguh menghadapi anak-anak ini. Sementara waktu itu, ada anak dari universitas gue yang kabur dan gak mau ngajar lagi. Dan waktu anak-anak acara 2 GEMA ITB ini dateng, kakak-kakak dari UPI ini seneng banget. Ya iya, lah. Anak-anak acara 2 yang dateng rombongan.
Nah, anak-anak yang belajar di sini nggak cuma belajar ngiting-ngitung atau pelajaran umum aja. Anak-anak acara 2 dateng kesana buat membagi pengalaman dan sedikit ilmu agama buat anak-anak jalanan ini. Dan gue teringat sama cerita salah satu temen gue yang emang anak acara 2, begini “Eh, masa gue dapet smsm dari kak Pipit (salah satu kakak-kakak yang ngajar di rumber Cimahi) isinya gini, ‘Alhamdulillah anak-anak udah mau shalat berjamaah. Tapi ada satu hal lucu, mereka shalat Magrib 4 rakaat, padahal harusnya 3 rakaat. Akhirnya mereka ngulang shalat mereka’” Subhanallah :’)
Subhanallah banget waktu liat mereka bergegas ke atas dan ngambil sarung dan berjalan ke arah masjid waktu adzan dzuhur berkumandang. Ya, walaupun sebelum berangkat mereka ngobrol-ngobrol dulu. Dan yang cewe-cewe mau bareng kita ke masjid sambil ngobrol di jalan dan ketawa-ketawa bareng.
Allah SWT memang Maha Benar. Tidak akan berubah suatu kaum kecuali mereka yang mengubahnya. Temen-temen acara 2 dan kakak-kakak dari UPI udah berusaha semampu mereka, memberikan ilmu kepada temen-temen yang kesehariannya sebagian besar dihabiskan di jalanan ini. Ya, tinggal mereka yang memilih, apakah mereka ingin berubah atau tidak. Dan subhanallah, mereka memilih jalan yang benar, untung saja :’)
Bukan mereka yang memilih untuk menjadi seorang pengamen jalanan. Bukan mereka yang memilih untuk menjadi anak yang setiap harinya makanpun susah, hingga mereka menahan lapar dengan nge-lem sampai tubuh mereka hanya dibalut kulit dan sulit lepas dari pengaruh nge-lem yang secara tidak langsung menjadi pengganti ganja bagi mereka. Mereka tidak tahu apa yang benar, mereka tidak tahu apa jalan yang seharusnya mereka ambil. Untuk itulah kita seharusnya ada. Membantu mereka. Bener-bener bangga banget sama kakak-kakak yang mau merelakan sebagian umurnya bersama mereka dan membagi ilmu kepada mereka dengan tujuan mulia.
Sekarang gue sadar, kehidupan gue dibanding mereka jauh lebih baik. Gue bisa sekolah dengan layak, bahkan sekarang gue berada di universitas yang dulu gue ragukan bisa masuk. Sementara anak-anak ini, mereka justru sibuk di jalanan, untuk makan saja sulit apalagi harus membayar uang untuk sekolah.
Untuk kawan-kawanku, masih ingatkah kalian dengan tri dharma perguruan tinggi? Salah satunya adalah pengabdian masyarakat. Kita di sini tidak hanya menuntut ilmu untuk diri kita sendiri. Ada orang lain yang membutuhkan ilmu yang telah kita dapat. Bangsa ini. Inilah tugas kita, kawan. Kitalah yang nanti akan menjalankan Negara ini, menggantikan para pemimpin saat ini. Jika kita tidak memanfaatkan masa-masa berharga kita di kuliah, baik di dalam maupun di luar kelas. Mungkin anak-anak yang kulihat kemarin akan semakin bertambah banyak.
Jika kita, para calon pemimpin bangsa, dapat mengamalkan seluruh ilmu kita dengan baik dan mengabdi kepada masyarakat, mungkin beberapa tahun ke depan, kita tidak akan lagi melihat anak-anak berpakaian kumuh di pinggir jalan, bernyanyi demi beberapa ratus perak. Mungkin tidak ada lagi orang-orang yang tidur beralaskan tanah dan beratapkan langit. Mungkin tidak ada lagi orang-orang yang mengeluh tentang kehidupannya yang serba kekurangan. Karena Negara kita sudah maju dan makmur :)

05.01.2011 (May 1st, 2011)

05.01.2011 (May 1st, 2011)
Kemarin gue sangat merasa bahagia lebih memilih buat pergi ke rumah belajar Cimahi bareng anak-anak acara 2 GEMA ITB dibanding pergi ke gathering primadonna. Ya, daripada kumpul-kumpul cuma ngomongin lima cowok korea yang, gue yakin yang diomongin udah pernah gue denger dan hal-hal lain yang kalo dipikir-pikir ternyata wasting time walaupun asik, mendingan gue berpanas-panas ria naik kereta ke Cimahi, hampir disosor soang, dan berjalan melewati gang rumah penduduk. Ya, karena yang gue dapat disana jauh lebih bermanfaat :)
Rumah belajar Cimahi, yang lo pikir pertama kali apa? Rumah belajar yang ada di Cimahi? Ya iya, lah. Orang-orang, atau anak-anak yang duduk di meja dengan buku di atasnya, mereka memegang pulpen atau pensil dengan seorang guru menerangkan di depan papan tulis? Kalau yang ini, kalian salah. Di sini nggak ada meja sama sekali, gak ada papan tulis sama sekali. Disini hanya ada anak-anak jalanan yang memegang buku bekas, pensil yang ujungnya tumpul, beralaskan tikar, dan guru yang bahkan merekapun sebagian tidak menyandang sarjana pendidikan.
Anak-anak jalanan? Ya, anak-anak jalanan. Tidak seperti anak-anak jalanan di Bogor, anak-anak jalanan di sini, menurut gue terlihat jauh lebih menyeramkan. Bayangin aja,hampir seluruhnya dari mereka berpenampilan seperti anak punk. Mengingatkan gue waktu pulang konser KPA dan ternyata slank lagi manggung di Sabuga. Di jalan Tamansari udah penuh sama orang-orang berpenampilan punk. Sampe satpam kampus gue nganterin orang yang mau keluar naik angkot sendiri sampe tuh orang dapet angkotnya, dan mempersilakan pengendara motor yang mau keluar kalo yang mau keluar udah lebih dari lima motor. Dan saat itu gue akhirnya dianter sama temen gue. Mengingat kondisi waktu itu rawan banget.
Dan anak-anak yang berada di hadapan gue, mungkin versi masa muda dari orang-orang yang gue liat saat konser slank itu. Jujur, saat itu gue bener-bener takut liat mereka. Gue mempersilakan temen-temen gue buat masuk duluan. Tapi waktu liat reaksi dari sebagian anak yang liat kita datang, entah kenapa pikiran negatif gue tentang mereka sirna saat itu juga. Tau apa yang mereka lakukan? Mereka tersenyum bahagia saat kami datang, dan mendatangi kami untuk bersalaman, seperti anak-anak pada umumnya. Hanya saja mereka memang terlihat agak menakutkan.
Saat kami datang, anak-anak yang kira-kira mungkin seumur anak kelas empat sd sampai seumuran gue, lagi nyanyi-nyanyi lagu jalanan yang sering mereka nyanyikan. Sebagian besar dari mereka tersenyum bahagia saat menyanyikan lagu itu.
Rumah belajar Cimahi ini memang didirikan untuk mengajar anak jalanan. Pada hari itu kegiatan di rumah belajar Cimahi terlihat lebih ramai karena mereka kedatangan tamu dari rumah belajar Ciroyom. Staf pengajar dari rumah belajar Ciroyom terlihat lebih berpengalaman. Bayangin aja, waktu kenalan sama kakak-kakak dari rumah belajar Ciroyom, ada dua mahasiswa ITB. Yang satu meteorologi ’03, yang satu meteorologi ’05. Wah, senior gue semuaaaa~~ mungkin mereka lagi S2 kali ya :p
Nah, rumah belajar Cimahi ini diawasin sama kakak-kakak dari universitas tetangga yang berbasis pendidikan. Tau sendiri lah ya itu apa. Bukannya sombong sama universitas sendiri, kok. Soalnya kakak-kakak ini bener-bener tangguh menghadapi anak-anak ini. Sementara waktu itu, ada anak dari universitas gue yang kabur dan gak mau ngajar lagi. Dan waktu anak-anak acara 2 GEMA ITB ini dateng, kakak-kakak dari UPI ini seneng banget. Ya iya, lah. Anak-anak acara 2 yang dateng rombongan.
Nah, anak-anak yang belajar di sini nggak cuma belajar ngiting-ngitung atau pelajaran umum aja. Anak-anak acara 2 dateng kesana buat membagi pengalaman dan sedikit ilmu agama buat anak-anak jalanan ini. Dan gue teringat sama cerita salah satu temen gue yang emang anak acara 2, begini “Eh, masa gue dapet smsm dari kak Pipit (salah satu kakak-kakak yang ngajar di rumber Cimahi) isinya gini, ‘Alhamdulillah anak-anak udah mau shalat berjamaah. Tapi ada satu hal lucu, mereka shalat Magrib 4 rakaat, padahal harusnya 3 rakaat. Akhirnya mereka ngulang shalat mereka’” Subhanallah :’)
Subhanallah banget waktu liat mereka bergegas ke atas dan ngambil sarung dan berjalan ke arah masjid waktu adzan dzuhur berkumandang. Ya, walaupun sebelum berangkat mereka ngobrol-ngobrol dulu. Dan yang cewe-cewe mau bareng kita ke masjid sambil ngobrol di jalan dan ketawa-ketawa bareng.
Allah SWT memang Maha Benar. Tidak akan berubah suatu kaum kecuali mereka yang mengubahnya. Temen-temen acara 2 dan kakak-kakak dari UPI udah berusaha semampu mereka, memberikan ilmu kepada temen-temen yang kesehariannya sebagian besar dihabiskan di jalanan ini. Ya, tinggal mereka yang memilih, apakah mereka ingin berubah atau tidak. Dan subhanallah, mereka memilih jalan yang benar, untung saja :’)
Bukan mereka yang memilih untuk menjadi seorang pengamen jalanan. Bukan mereka yang memilih untuk menjadi anak yang setiap harinya makanpun susah, hingga mereka menahan lapar dengan nge-lem sampai tubuh mereka hanya dibalut kulit dan sulit lepas dari pengaruh nge-lem yang secara tidak langsung menjadi pengganti ganja bagi mereka. Mereka tidak tahu apa yang benar, mereka tidak tahu apa jalan yang seharusnya mereka ambil. Untuk itulah kita seharusnya ada. Membantu mereka. Bener-bener bangga banget sama kakak-kakak yang mau merelakan sebagian umurnya bersama mereka dan membagi ilmu kepada mereka dengan tujuan mulia.
Sekarang gue sadar, kehidupan gue dibanding mereka jauh lebih baik. Gue bisa sekolah dengan layak, bahkan sekarang gue berada di universitas yang dulu gue ragukan bisa masuk. Sementara anak-anak ini, mereka justru sibuk di jalanan, untuk makan saja sulit apalagi harus membayar uang untuk sekolah.
Untuk kawan-kawanku, masih ingatkah kalian dengan tri dharma perguruan tinggi? Salah satunya adalah pengabdian masyarakat. Kita di sini tidak hanya menuntut ilmu untuk diri kita sendiri. Ada orang lain yang membutuhkan ilmu yang telah kita dapat. Bangsa ini. Inilah tugas kita, kawan. Kitalah yang nanti akan menjalankan Negara ini, menggantikan para pemimpin saat ini. Jika kita tidak memanfaatkan masa-masa berharga kita di kuliah, baik di dalam maupun di luar kelas. Mungkin anak-anak yang kulihat kemarin akan semakin bertambah banyak.
Jika kita, para calon pemimpin bangsa, dapat mengamalkan seluruh ilmu kita dengan baik dan mengabdi kepada masyarakat, mungkin beberapa tahun ke depan, kita tidak akan lagi melihat anak-anak berpakaian kumuh di pinggir jalan, bernyanyi demi beberapa ratus perak. Mungkin tidak ada lagi orang-orang yang tidur beralaskan tanah dan beratapkan langit. Mungkin tidak ada lagi orang-orang yang mengeluh tentang kehidupannya yang serba kekurangan. Karena Negara kita sudah maju dan makmur :)

Kamis, 05 Mei 2011

warga fitb 2010

eh,iya.postingan sebelumnya belum di-copy ke blog.hehe.

di kampus gue,saat ini adalah masa-masa tergalau yang dihadapi.bayangin aja,kesempatan buat dapetin ip bagus ada di depan mata karena hari menuju UAS tinggal itungan jari! IP tinggi di masa tpb bener-bener menentukan nasib temen-temen gue.karena itu,tiket menuju jurusan.

pemilihan jurusan ini yang bikin galau.buat fakultas gue,ini beda.karena jurusan-jurusan di fakultas gue sangat menarik.selain karena jurusannya membahas ilmu bumi dengan kajian yang berbeda-beda,ada satu hal yang sedikit sensitif.

masalah himpunan kemahasiswaan di fakultas gue bener-bener sensitif.eh,udah ga sedikit lagi sih.ga perlu lah ya bahas kenapa.tapi intinya itu yang bikin perpecahan di kubu temen-temen fakultas gue.

nah,mungkin gue berbicara bukan pada tempat yang tepat.ya,gue sangat mengetahui itu.tapi gue pikir,mereka udah dewasa dan tau mana yang terbaik,jadi gue memutuskan untuk berdiam diri di sana dan nyerocos di sini.

masalah jurusan emang rada sensitif karena di Indonesia,khususnya,jurusan punya passing grade.buat gue sih,entah kenapa passing grade itu berdampak negatif bagi beberapa jurusan yang ga terkenal.

contohnya aja gue,di meteorologi,atau temen gue di universitas lain yang dapetnya jurusan yang kalo di sana,urutan ke sekian.awalnya emang rada gak pede masuk jurusan yang passing grade di fakultas aja gak bagus,apalagi se-ITB.

kalo gue perjelas lagi,jurusan yang punya passing grade rendah,belum tentu gak bagus.menurut gue,semua jurusan bagus.karena yang dikaji berbeda,kan?inti dari universitas bikin jurusan itu,kan supaya ada ahli di bidang itu nantinya.

jadi,itu yang gue bingungkan dari temen-temen gue.masuk jurusan yang diincer apanya,sih?ilmunya?himpunannya??jahimnya??apa cuma jaga gengsi??
kalo alasannya tiga terakhir itu,coba pikirin lagi.kalo ilmunya,insya Allah apapun itu lo bakal terima apa adanya.

nah,kalopun jurusan yang dimasukin ternyata bukan jurusan yang lo minatin,coba pikir dulu alasan kenapa lo bisa 'terdampar' di tempat itu.

kalo setelah lo pikir-pikir usaha lo gak gencar belajar,salah sendiri! orang lain berusaha keras masuk jurusan yang lo mau tapi kalo lo ga belajar,percuma!!
nah,kalo belajar udah,coba pikirin lagi.mungkin lo kurang mendekatkan diri sama Allah SWT.inget,bro.semuanya kan ada yang atur.kalau kita dekat sama yang mengatur hidup kita,maka insya Allah akhirnya indah.
usaha udah,doa udah??percayalah.itu yang terbaik buat lo :)

Minggu, 01 Mei 2011

ilmu dari hmme :)

"kami memang tidak mempelajari pelapukan batuan,juga tidak mempelajari gelombang dilaut.tapi kami mempelajari hujan yang dapat melapukkan batuan,dan angin yang dapat menggerakkan air di laut sehingga terjadi gelombang.kami memang bukan kepalan batu,bukan juga pusaran samudera.kami adalah angin! udara yang dihirup bangsa Indonesia setiap hari"
HMME Atmosphaira ITB
30.04.2011