Laman

Selasa, 18 Oktober 2011

topeng

Semester 3
Dunia baru. Karena disini gue berada di dunia jurusan. Bukan fakultas lagi kaya dulu. Tapi hingga detik gue menulis ini, gue masih memakai jaket fakultas dan bukan jaket himpunan jurusan.
METEOROLOGI.
Di sini gue mulai memfokuskan diri untuk lebih aktif. Aktif baik akademik maupun organisasi. Dimulai dari kegiatan osjur. Gue berusaha untuk aktif di awalnya. Karena gue memiliki ambisi besar untuk himpunan dan jurusan gue. Bukan apa-apa. Gue gak pengen sesuatu di balik itu. Gue hanya berusaha yang terbaik. Tapi ternyata orang lain memandang lain. mungkin bagi orang itu gue halangan terbesar bagi dia untuk mencapai posisi yang ingin dia tempati di himpunan. Padahal untuk sampai saat ini gue masih belum memikirkan, akan jadi apa gue nanti di himpunan. Gue hanya berpikir, lakukan yang terbaik.
Sayangnya ini kelemahan gue. Ketika gue berada di suatu posisi dan ada orang lain yang menginginkannya, gue lemah. Gak berdaya sama sekali sampai gue gak bisa bergerak. Kinerja gue turun. Dan posisi gue diambil.
Ya, posisi gue diambil
Kalau gue inget hal itu, gue mencaci maki diri gue sendiri.
Salah siapa??
Salah gue ya. Salah gue.
Tapi ingin rasanya gue juga mencaci orang itu.
“mau lo apa??posisi gue?? Kalo lo rasa diri lo lebih baik dari gue untuk posisi ini, fine, gue akan serahkan. Tapi gue gak akan berhenti melakukan kontribusi gue demi jurusan gue. Gak akan sama sekali. Tapi dengan lo mematikan kinerja gue, dengan menusuk gue, sayangnya gue gak akan seproduktif kerja gue dulu. Demi apa sih??? Demi mimpi lo jadi sekjen??????? Haaaahhh????!!!!!!”
Gue menyadari hal itu ketika apa yang dulu gue lakukan, sekarang dia yang ambil alih. Gue yang diberi amanah, dan gue lakukan sebaik-baiknya, suatu hari telah ia ambil alih juga. Dan seakan-akan seperti “LO gak becus, udah gue aja yang kerja gantiin lo” bahkan di hari pertama gue menjalankan kerja gue.
Itulah kenapa gue sekarang memilih untuk berkontribusi di cabinet. Saat gue memutuskan berada di dalamnya aja dia lagi-lagi mengatakan sesuatu yang, udah jelas banget dia iri. “Eh, emang udah ada opreknya??ih mau banget jadi anak cabinet”
Maaf, samapai saat ini di depan orang itu gue masih selalu menampilkan topeng gue. Kalo gak gue pake, tiap hari mungkin gue bisa-bisa masang tampang sangar terus. Kan gak enak, gue takut bikin lo gak enak hati dan menurunkan produktifitas lo. Ntar lo galau. Ya daripada lo galau, gue berbaik hati memakai topeng. Tapi maaf, gue masih gak bisa memaafkan apa yang udah lo perbuat. Kali ini jangan halangi gue, gue akan bertindak. Ya, lebih dari sebelumnya. Gue akan mencari cara untuk keluar dari lubang yang udah lo gali buat gue. Gue akan mencari celah untuk keluar, kemudian berlari menyusul. Ya, akan gue lakukan.

Rabu, 08 Juni 2011

pagi-pagi gue udah sarapan KIMCHI
buka, bukan kimchi masakan korea. yang ini kimchi, konser itu loh. yang kalo gue nanya ke orang pasti pada jawabnya "oh,konser suju ya?"

aduh, aduh, itu bukan cuma konser SUJU DOANG loh! ada X-5, GIRLS DAY, THE BOSS, dan yang bikin gue kesel karena gue gabisa nonton adalah PARK JUNGMIN SS501.

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa~~~~~~~~~~~~~~~

kesel gue kesel gue kesel gueeeeeee~~

not alone


I SCREAM LOUDLY when he says "Terima Kasih" XD

do you know


everyday is christmas


yang paling gue kesel adalah video ini. OPPA NAKAL!

go go


dan endingnyaaaa~~


di awal video gue bingung itu jungmin ngapain malah ngobrol sama mc-nya. oppaaa -___-


ending dari post gue yang sangat tidak bermakna ini, MV Break Down-nya URI LEADER!!!! XD

Sabtu, 04 Juni 2011

orang dewasa atau anak kecil?? ._.

04-06-2011
Bogor panas,bogor panas.huaaahh~

Gue berpikir mungkin ozon di bogor makin menipis nih.atau langit di bogor kayanya udah kepenuhan sama gas CO2.zzzzzz.

Dan dihari sepanas ini gue hari ini ke UI naik kereta ekonomi. Gila,emang.gue tau.tapi kereta yang muncul duluan ekonomi mau gimana lagi?

Sepulang gue makan di restoran korea bareng Nabilla, gue mendapatkan kejadian yang sangat lucu di kereta ekonomi. Bahkan si mamah waktu gue certain sampe ketawa-ketawa dengernya.
Begini ceritanya:

Kereta mulai berjalan dari stasiun UI dan keadaan di dalem penuh banget. Perjalanan gue dari UI sampe Depok Baru gue habiskan dengan nangkring di deket pintu saking sempitnya. Setelah di depok baru dan orang-orang banyak yang turun, gue bisa ke dalem dan menghirup udara sedikit walaupun cuma sebentar karena setelah itu gue kembali terdesak sama orang-orang yang masuk dari Depok Baru.

Salah satunya seorang ibu-ibu dengan dua anaknya yang, uhm, berisi. Yang satu perempuan,kira-kira duduk di bangku smp. Bocah laki-laki yang satu lagi, mungkin masih tk atau sd kelas 1/2. Gue gak tau karena, ya, uhm, udah gue bilang, badannya agak, uhm, berisi. Dari awal si ibu ini nyembil-nyempil bareng anaknya dan sempat ngedorong gue.

Gue sih oke oke aja karena,ya namanya juga kereta penuh. Di tengah jalan, si anaknya ini yang cowo ngerengek minta duduk. Si ibu-ibu ini minta ibu yang di depannya (sebut saja bu mawar) untuk menggeser duduknya. Awalnya si bocah ini dikasih duduk di pinggir dan deket pintu. Pinternya si bocah ini gak mau karena tempatnya deket pintu dan dia takut jatoh. Untungnya bu mawar baik, akhirnya dia rela duduk di pinggir dan ngegeser biar si bocah ini bisa duduk. Tapi sayangnya tempatnya sempit dan si bocah ini gak mau. Si bocah ini mau duduk di deket jendela. Gue mikir sih, wajar kali ya, tuh anak kecil pasti kepanasan dan pengen dapet udara. Dan, kejadian pun dimulai saat ini.

Sebut aja ibu-ibu yang sialnya lagi duduk deket jendela itu ibu melati. Waktu ibu-ibu yang bawa anaknya ini minta bu melati buat merelakan tempat duduknya, suami ibu melati ini, yang kebetulan berdiri persis di belakang ibu-ibu yang bawa anak dan sialnya persis di depan gue, nyerocos gak jelas. Awalnya gak gue tanggepin karena si bapak ini ngomongin hal gak berguna:

“Aduh, bu. Ini istri saya baru juga duduk kok udah diusir-usir aja sih. Kan kasian istri saya baru juga duduk. Ini juga anaknya rewel amat. Diemin dong bu. “ nah, nah..

“Aduh,pak. Ini istri bapak setuju setuju aja kok relain tempat duduknya buat anak saya, kok bapak yang ribut”
Wah, gue awalnya nggak ngeliatin orang-orang depan gue ini, akhirnya mata gue tertuju ke mereka. Karena terlihat semakin seru.

“bukan gitu, bu. Kan kasian istri saya baru duduk udah diusir lagi”
Dan si ibu melati ini masih duduk anteng, sementara bu mawar udah panik gara-gara orang di depannya pada berantem. Gue yang persis di belakang mereka, jujur lagi tertawa dalem hati.

“Itu anak ibu kalau mau duduk naik kereta yang lebih bagus aja jangan kereta ekonomi. Turun aja bu”

Si anaknya masih rewel mau duduk dan ibunya lagi berusaha ngediemin anaknya ini. Sementr si bapaknya udah rewel dan penumpang lain yang gak gue setuju malah ketawa dan beberapa teriak “Woi, diem pak. Lagi penuh nih!”

Si bapaknya digituin malah semakin jadi, sesuai dugaan gue.
“Orang-orang juga pengen duduk, bu. Emangnya anak ibu doang? Itu anaknya suruh diem aja bu, tahan aja bu berdiri atau enggak pindah naik kereta lain. kan kasian istri saya baru duduk diusir lagi”

Dan yang bikin gue kesel, ada seorang bapak yang sayangnya gak bisa nahan amarahnya, sebut saja si bapak ini pak kamboja (entah apa alasan gue kenapa milih kamboja :| pengen aja.haha).

si bapak kamboja ini marah-marah ke pak melati.
“Pak, diem dong! Penuh nih, panas lagi. Udah dong pak, diem, berisik kan, semuanya jadi keganggu”

Waduh, pak. Saya aja yang persis di belakangnya anteng anteng aja kok pak, pak.
Keadaan makin gawat.

“Ngapain bapak ikut campur sih? @#$#%%&^&*^#@$#^&&*((“

Gue nggak tau lagi kedua bapak ini ngomong apa, yang pasti kedua bapak ini marah-marah, dan si bapak melati ini akhirnya nyuruh istrinya buat berdiri.

“Udah, bu berdiri aja. Biar anak ini bisa duduk!! Memangnya cuma anak ini aja yang mau duduk?? Biar aja puas semuanya!! Apa urusan bapak memarahi saya, hah?!”

“Eeeh, saya marah karena bapak tidak bisa diam!!”

“Heh! Bapak berani sama saya??”

Gue kaget saat itu juga karena mereka berantem dan TEPAT DI DEPAN GUE!

Sayangnya kesabaran gue untuk berdiam diri udah abis dan kalopun gue diem aja, kedua bapak ini gak bakal diem. Gue ikut meleraikan bapak-bapak ini.

“Pak, tolong diem pak! Diliatin anak kecil, malu pak!”

Dan begonya si ibu melati ini ikut-ikutan berantem karena suaminya dikatain sama Pak Kamboja, dan bukannya malah ngediemin bapaknya.

Akhirnya gue memutuskan untuk ngediemin si ibunya ini.

Untungnya bapak-bapak yang lain masih berpikir positif di tengah panasnya gerbong ekonomi Jakarta-bogor ini dan berusaha melerai ketiga orang DEWASA ini.

Si ibu ini akhirnya berenti berantem setelah gue bilang ke ibunya “bu istighfar, bu, istighfar” dan setelah gue ngomong ini, sedikit gak ngefek, mungkin karena ibunya bukan orang Islam kali ya? Salah, gue :|tapi setidaknya si ibu ini berenti berantem. yang bikin gue bingung, seorang bapak-bapak mempersilakan gue untuk berlindung di belakang dia biar gue gak kena hantaman ketiga orang yang berantem. Gue cuma tersenyum dan bilang “enggak, pak. Terima kasih” ya. Karena mereka menyudahi perkelahian mereka.

Tapi sayangnya kedua pasagan ini masih memaki-maki ibu-ibu yang bawa anak ini dan pak kamboja. Bocah laki-laki-nya cuma bengong ngeliatin kedua pasangan suami-istri ini masih memaki-maki.

Dan di stasiun Citayam, kejadian ini berakhir, dan gue cuma bisa senyum-senyum sendiri melihat kejadian ini. Orang-orang DEWASA yang TIDAK BERPIKIR LAYAKNYA SEORANG YANG SUDAH DEWASA.

Poin pertama keasalahan dari pak Melati. Jujur gue bingung sama bapak ini. Pak, kan itu anak kecil. Ngerengek kaya gitu mana ngerti kali. Namanya juga anak kecil. Oh, ayolah pak, masa bapak tega liat anak kecil nangis-nangis di depan bapak minta duduk sih pak?? Tapi, kenyataannya si bapak ini nggak peka soal beginian. Dan lebih mementingkan istrinya dibanding anak kecil, yah walaupun bukan anak sendiri. Tapi kan dia masih kecil!!!

Poin kedua kesalahan bapak ini, adalah si bapak ini gak bisa nahan emosi, bahkan di depan seorang ibu-ibu yang bawa dua anaknya. Dan gak bisa nahan suaranya. Kenapa juga harus teriak-teriak??? Biar semua orang satu kereta tau pak???
Poin lainnya dari ibu-ibu yang bawa anaknya. Gue berpendapat ibu ini nggak bisa bikin anaknya diem. Ada kok ibu-ibu lain yang bisa ngediemin anaknya yang nangis di dalam gerbong yang sama yang berjarak satu setengah meter dari ibu itu. Sayangnya pada awalnya ibu ini marahin anaknya, dan berbalik mematuhi apa yang dimau anaknya. Gue pikir ini salah karena menurut gue, ini malah bikin anaknya jadi manja.

Poin lainnya dari penumpang lain yang, gak sepemikiran sama gue, gak bisa nahan emosinya untuk ngomel ngomel. y, gak cuma pak kamboja aja yang marah, banyak kok. Cuma si pak kamboja ini rada lebay. Dia malah ngomel-ngomel sampe nantangin si pak melati. Makanya mereka berdua ini berantem.

Poin-poin lain, banyak sih. Apa harus gue jelasin semua?? Well, termasuk si bu melati yang kenapa gak ngasih tempat duduknya aja coba??

Ya, ini sih pembelajaran aja buat kita, gak semua orang dewasa bisa berpikir layaknya orang dewasa. Seperti orang-orang ini.

Bayangin aja kalo ada orang nanti nanya “Eh, kok di gerbong tadi rame banget, ada yang berantem ya?emang gara-gara apa?”
“Itu, gara-gara ada bapak sama istrinya gak mau ngasih kursinya ke anak kecil. Trus ada bapak lain yang ngamuk-ngamuk gara-gara denger omelan si bapak yang gak mau ngasih kursinya ini”

KEDENGERAN BEGO GAK SIH????

Gue aja dengernya bakal bengong dan dilanjutkan dengan ketawa ngakak -_____-

Coba kalau orang-orang diem aja waktu si pak melati ini ngomel-ngomel, termasuk si ibu yang bawa anak ini diem dan lebih memilih untuk ngediemin anaknya yang nangis. Si pak melati ini bakal capek sendiri kok. Itulah alasan gue diem aja waktu si bapak ini ngomel-ngomel walaupun rasaya gue pengen jitak si bapak ini karena pemikirannya yang sangat dangkal. Tapi sayangnya orang-orang gak berpikiran sama. Dampaknya emosi pak melati ini memuncak dan terjadilah perkelahian yang terlihat kaya anak kecil yang ogah ngasih kursinya ke sesama anak kecil.

Sampe sekarang gue masih pengen ketawa kalo inget kejadian tadi. Bahkan si mama pas diceritain cuma bisa komentar “Iya tuh, musim liburan emang bikin orang-orang jadi rada lebay”

Jujur gue cuma bisa certain dan gak bisa ngasih solusi pasti dari kejadian ini. Kedewasaan seseorang kan datang dari orang itu sendiri apakah dia peka terhadap lingkungan atau enggak dan orang itu ngerti apa yang lebih baik dia lakuin untuk hal ini. Gue gak berpendapat pikiran gue udah sepenuhnya dewasa dan lo harus ikutin kata-kata gue karena gue tau apa yang harusnya lo lakuin, enggak. Karena terkadang gue masih gak tau apa yang harus gue lakuin dalam posisi lain.

Gue cuma share doang, kok. Gue sih ceritain ini, biar hal yang kaya anak kecil ini gak terulang lagi. Malu kali, masa gitu doang sampe berantem, pukul-pukulan, maki-maki. -____-

Kaya anak kecil tau.. malu ah sama adek gue, yang masih SD, padahal 2 hari lalu ceramahin gue karena gue ngelakuin kesalahan kaya anak kecil.

Ternyata bangsa ini makin aneh, ya. Banyak anak kecil yang berpikirnya sudah dewasa, dan anak juga orang dewasa yag berkelakuan dan berpikiran kaya anak kecil. Sama kaya orang-orang yang gue temui tadi.

Mungkin itu efek kepanasan juga kali,ya? Oh Tuhaaaaannn, tabahkanlah hambaMu ini terhadap panasnya Bogor T~T

Senin, 09 Mei 2011

uts pun berakhir :)

hari terakhir UTS masa TPB gueeeeeeeeeeeeeeee~~~~~

aaaaaa~~ bahagia banget beneran!!!

TPB bener-bener cuma menghitung hari. tingkat dua, meteorologi, HMME, menghabiskan liburan tingkat dua jadi panitia INKM, osjur tiap minggu, udah menanti di depan mata. oh iya, ada lagi yang ketinggalan. LABTEK BIRU :)

rasanya, seneng banget! tapi, ada banyak hal yang bakal gue tinggalkan di masa-masa TPB ini. kalkulus. fisika. kimia. olahraga. kpip dan sas. [sayangnya pengenalan teknologi kebumian bakal terus berlanjut (haha yaiya lah) dan pti yang gue yakin tingkat dua dan seterusnya bakal lebih ribet lagi. /mendesah panjang/]. GKU Barat lantai 3, 2 dan 1. TVST, tempat nongkrong gue pas semester 1.

TPB CUP. kangen banget sama masa-masa gue dan anak-anak lain nyanyi "syalalalala kebumian" dan terkadang kami sedikit jahil dalam ber-yel-yel sampe fakultas tetangga marah-marah. pernah liat pertandingan badminton supporter berantem pas final nggak? mungkin fakultas kami yang pertama kali mencetak sejarah itu. bagaiana awalnya kami bertengkar karena masalah tpb cup. "tunjukkin kalo lo anak FITB!" bagaimana grup ramai dengan masalah mayor-minor, yang untung saja berakhir dengan bahagia. "mau kenal, mau engga, kalo lo liat anak yang pake jaket kebumian 2010, sapa ya!" .bagaimana dari hal itu kami membangun keluarga kami sendiri. keluarga fitb 2010. bagaimana kami tetap meneriakkan yel-yel penyemangat walau kami telah dikalahkan lawan, bagaimana kami menyebut fakultas lain, yang, uhm, kami anggap saingan, sebagai "sensor". bagaimana kami meneriakkan "siapa suruh lawan orangtua" dan yel-yel lain yang, kalo diliat sih, pemain sibuk dengan permainannya, supporter sibuk dengan yel-yel barunya. mungkin kalau ada julukan "Fakultas dengan yel-yel terbanyak", maka kamilah yang menang. dan bagaimana kami diam-diam berbicara di belakang fakultas tetangga "sebenarnya, kamilah juara tpb cup yang sesungguhnya". sebagai pemain sekaligus supporter, inilah momen terbesar yang sangat terkesan buat gue di masa tpb :)

teman-teman FITB 3. yang kalo ketua kelasnya nggak ada, pasti ada aja yang ganti nama jadi "bayu". yang kalo fisika, untung saja kita tidak seperti kelas sebelah yang cuma tersisa 10an orang di kelas. untung saja masih ada lebih dari 20 orang walau hati dan pikiran sudah jalan-jalan kemana-mana :p yang kalo kalkulus selalu aja minta nego sama pak joko. yang entah kenapa, seseorang bernama "mardame" itu selalu ada, disebut-sebut oleh pak vei,dosen kimia karena terbaca "madame (nyonya dalam bahasa perancis)", dan entah kenapa nama galih menghilang di absensi makrab dan diganti oleh pria bernama mardame ini. (untuk orang yang bernama mardame yang kami maksud, anda sudah terkenal bung di kelas kami walaupun anda tidak bersama kami). berbagai kisah kita rajut bersama di kelas ini kawan :)

teman-teman rohis kelas. kita bersama karena Allah SWT,kan? kita akan selalu dan terus menyebarkan kebaikan kepada kawan-kawan fitb kan? walaupun kelas kita berbeda, Allah lah yang menyatukan kita. dalam ukhuwahnya kita bersatu. jangan lupa kawan, di masa tpb ini ada amanah terakhir yang harus kita jalani. ini mungkin memang tantangan terakhir kita sebagai anggota rohis kelas di masa tpb, tapi ini awal dari perjuangan kita sebelum kita benar-benar menghadapi tantangan yang seungguhnya di himpunan. kawan, kalau bukan kita yang mengingatkan kawan-kawan kita yang lain untuk terus mendekatkan diri pada Allah, siapa lagi?

dan untuk beberapa orang yang, sebenarnya ingin melupakan, tapi mungkin bakal jadi cerita seru kalo cerita ke calon suami gue. reaksinya gimana ya?? hahaha.
ojan, tuan 21, dan harry potter.

mungkin ada beberapa kisah yang gak sengaja terlupakan. tapi masa tpb ini bakal berharga banget buat gue. di sini gue merasakan perubahan diri gue. menjadi (sedikit) lebih dewasa.

untuk kawan-kawan calon penghuni LABTEK BIRU.
amel, thifa, rakhmi, sulis, gries, amel, nden, nesti, riris, nunu, yoga, dedi, fuad, faruq, age, aryo, dan anak-anak lain yang, maaf gue lupa siapa lagi.
bisakah kita menjadi penggerak untuk mendamaikan si kuning dan si orange? apa kita tega membiarkan saudara kita bertengkar sementara kita diam saja di labtek biru??

dan kawan-kawan lain.
masa tpb belum benar-benar berakhir kawan. manfaatkan hari-hari ini untuk mengejar cita-cita kalian.

kawan, saat kita berada di himpunan kita masing-masing. jangan pernah lupakan FITB 2010, kebumian 2010, jangan lupakan 16310 !!

dan beneran deh. gue gak mau ketemu kalkulus, fisika dan kimia lagi. ogaaaaaahhhh~~

yah, seenggaknya gue udah terbebas dari kalkulus dengan hasil baik :))
nanti kalo ketemu pak joko dan ditanyain soal kalkulus, maka gue berani bilang. "wah, lupa pak. kan saya sudah lulus kalkulus 1 jadi boleh dong saya lupa" :D

Sabtu, 07 Mei 2011

05.01.2011 (May 1st, 2011)

05.01.2011 (May 1st, 2011)
Kemarin gue sangat merasa bahagia lebih memilih buat pergi ke rumah belajar Cimahi bareng anak-anak acara 2 GEMA ITB dibanding pergi ke gathering primadonna. Ya, daripada kumpul-kumpul cuma ngomongin lima cowok korea yang, gue yakin yang diomongin udah pernah gue denger dan hal-hal lain yang kalo dipikir-pikir ternyata wasting time walaupun asik, mendingan gue berpanas-panas ria naik kereta ke Cimahi, hampir disosor soang, dan berjalan melewati gang rumah penduduk. Ya, karena yang gue dapat disana jauh lebih bermanfaat :)
Rumah belajar Cimahi, yang lo pikir pertama kali apa? Rumah belajar yang ada di Cimahi? Ya iya, lah. Orang-orang, atau anak-anak yang duduk di meja dengan buku di atasnya, mereka memegang pulpen atau pensil dengan seorang guru menerangkan di depan papan tulis? Kalau yang ini, kalian salah. Di sini nggak ada meja sama sekali, gak ada papan tulis sama sekali. Disini hanya ada anak-anak jalanan yang memegang buku bekas, pensil yang ujungnya tumpul, beralaskan tikar, dan guru yang bahkan merekapun sebagian tidak menyandang sarjana pendidikan.
Anak-anak jalanan? Ya, anak-anak jalanan. Tidak seperti anak-anak jalanan di Bogor, anak-anak jalanan di sini, menurut gue terlihat jauh lebih menyeramkan. Bayangin aja,hampir seluruhnya dari mereka berpenampilan seperti anak punk. Mengingatkan gue waktu pulang konser KPA dan ternyata slank lagi manggung di Sabuga. Di jalan Tamansari udah penuh sama orang-orang berpenampilan punk. Sampe satpam kampus gue nganterin orang yang mau keluar naik angkot sendiri sampe tuh orang dapet angkotnya, dan mempersilakan pengendara motor yang mau keluar kalo yang mau keluar udah lebih dari lima motor. Dan saat itu gue akhirnya dianter sama temen gue. Mengingat kondisi waktu itu rawan banget.
Dan anak-anak yang berada di hadapan gue, mungkin versi masa muda dari orang-orang yang gue liat saat konser slank itu. Jujur, saat itu gue bener-bener takut liat mereka. Gue mempersilakan temen-temen gue buat masuk duluan. Tapi waktu liat reaksi dari sebagian anak yang liat kita datang, entah kenapa pikiran negatif gue tentang mereka sirna saat itu juga. Tau apa yang mereka lakukan? Mereka tersenyum bahagia saat kami datang, dan mendatangi kami untuk bersalaman, seperti anak-anak pada umumnya. Hanya saja mereka memang terlihat agak menakutkan.
Saat kami datang, anak-anak yang kira-kira mungkin seumur anak kelas empat sd sampai seumuran gue, lagi nyanyi-nyanyi lagu jalanan yang sering mereka nyanyikan. Sebagian besar dari mereka tersenyum bahagia saat menyanyikan lagu itu.
Rumah belajar Cimahi ini memang didirikan untuk mengajar anak jalanan. Pada hari itu kegiatan di rumah belajar Cimahi terlihat lebih ramai karena mereka kedatangan tamu dari rumah belajar Ciroyom. Staf pengajar dari rumah belajar Ciroyom terlihat lebih berpengalaman. Bayangin aja, waktu kenalan sama kakak-kakak dari rumah belajar Ciroyom, ada dua mahasiswa ITB. Yang satu meteorologi ’03, yang satu meteorologi ’05. Wah, senior gue semuaaaa~~ mungkin mereka lagi S2 kali ya :p
Nah, rumah belajar Cimahi ini diawasin sama kakak-kakak dari universitas tetangga yang berbasis pendidikan. Tau sendiri lah ya itu apa. Bukannya sombong sama universitas sendiri, kok. Soalnya kakak-kakak ini bener-bener tangguh menghadapi anak-anak ini. Sementara waktu itu, ada anak dari universitas gue yang kabur dan gak mau ngajar lagi. Dan waktu anak-anak acara 2 GEMA ITB ini dateng, kakak-kakak dari UPI ini seneng banget. Ya iya, lah. Anak-anak acara 2 yang dateng rombongan.
Nah, anak-anak yang belajar di sini nggak cuma belajar ngiting-ngitung atau pelajaran umum aja. Anak-anak acara 2 dateng kesana buat membagi pengalaman dan sedikit ilmu agama buat anak-anak jalanan ini. Dan gue teringat sama cerita salah satu temen gue yang emang anak acara 2, begini “Eh, masa gue dapet smsm dari kak Pipit (salah satu kakak-kakak yang ngajar di rumber Cimahi) isinya gini, ‘Alhamdulillah anak-anak udah mau shalat berjamaah. Tapi ada satu hal lucu, mereka shalat Magrib 4 rakaat, padahal harusnya 3 rakaat. Akhirnya mereka ngulang shalat mereka’” Subhanallah :’)
Subhanallah banget waktu liat mereka bergegas ke atas dan ngambil sarung dan berjalan ke arah masjid waktu adzan dzuhur berkumandang. Ya, walaupun sebelum berangkat mereka ngobrol-ngobrol dulu. Dan yang cewe-cewe mau bareng kita ke masjid sambil ngobrol di jalan dan ketawa-ketawa bareng.
Allah SWT memang Maha Benar. Tidak akan berubah suatu kaum kecuali mereka yang mengubahnya. Temen-temen acara 2 dan kakak-kakak dari UPI udah berusaha semampu mereka, memberikan ilmu kepada temen-temen yang kesehariannya sebagian besar dihabiskan di jalanan ini. Ya, tinggal mereka yang memilih, apakah mereka ingin berubah atau tidak. Dan subhanallah, mereka memilih jalan yang benar, untung saja :’)
Bukan mereka yang memilih untuk menjadi seorang pengamen jalanan. Bukan mereka yang memilih untuk menjadi anak yang setiap harinya makanpun susah, hingga mereka menahan lapar dengan nge-lem sampai tubuh mereka hanya dibalut kulit dan sulit lepas dari pengaruh nge-lem yang secara tidak langsung menjadi pengganti ganja bagi mereka. Mereka tidak tahu apa yang benar, mereka tidak tahu apa jalan yang seharusnya mereka ambil. Untuk itulah kita seharusnya ada. Membantu mereka. Bener-bener bangga banget sama kakak-kakak yang mau merelakan sebagian umurnya bersama mereka dan membagi ilmu kepada mereka dengan tujuan mulia.
Sekarang gue sadar, kehidupan gue dibanding mereka jauh lebih baik. Gue bisa sekolah dengan layak, bahkan sekarang gue berada di universitas yang dulu gue ragukan bisa masuk. Sementara anak-anak ini, mereka justru sibuk di jalanan, untuk makan saja sulit apalagi harus membayar uang untuk sekolah.
Untuk kawan-kawanku, masih ingatkah kalian dengan tri dharma perguruan tinggi? Salah satunya adalah pengabdian masyarakat. Kita di sini tidak hanya menuntut ilmu untuk diri kita sendiri. Ada orang lain yang membutuhkan ilmu yang telah kita dapat. Bangsa ini. Inilah tugas kita, kawan. Kitalah yang nanti akan menjalankan Negara ini, menggantikan para pemimpin saat ini. Jika kita tidak memanfaatkan masa-masa berharga kita di kuliah, baik di dalam maupun di luar kelas. Mungkin anak-anak yang kulihat kemarin akan semakin bertambah banyak.
Jika kita, para calon pemimpin bangsa, dapat mengamalkan seluruh ilmu kita dengan baik dan mengabdi kepada masyarakat, mungkin beberapa tahun ke depan, kita tidak akan lagi melihat anak-anak berpakaian kumuh di pinggir jalan, bernyanyi demi beberapa ratus perak. Mungkin tidak ada lagi orang-orang yang tidur beralaskan tanah dan beratapkan langit. Mungkin tidak ada lagi orang-orang yang mengeluh tentang kehidupannya yang serba kekurangan. Karena Negara kita sudah maju dan makmur :)

05.01.2011 (May 1st, 2011)

05.01.2011 (May 1st, 2011)
Kemarin gue sangat merasa bahagia lebih memilih buat pergi ke rumah belajar Cimahi bareng anak-anak acara 2 GEMA ITB dibanding pergi ke gathering primadonna. Ya, daripada kumpul-kumpul cuma ngomongin lima cowok korea yang, gue yakin yang diomongin udah pernah gue denger dan hal-hal lain yang kalo dipikir-pikir ternyata wasting time walaupun asik, mendingan gue berpanas-panas ria naik kereta ke Cimahi, hampir disosor soang, dan berjalan melewati gang rumah penduduk. Ya, karena yang gue dapat disana jauh lebih bermanfaat :)
Rumah belajar Cimahi, yang lo pikir pertama kali apa? Rumah belajar yang ada di Cimahi? Ya iya, lah. Orang-orang, atau anak-anak yang duduk di meja dengan buku di atasnya, mereka memegang pulpen atau pensil dengan seorang guru menerangkan di depan papan tulis? Kalau yang ini, kalian salah. Di sini nggak ada meja sama sekali, gak ada papan tulis sama sekali. Disini hanya ada anak-anak jalanan yang memegang buku bekas, pensil yang ujungnya tumpul, beralaskan tikar, dan guru yang bahkan merekapun sebagian tidak menyandang sarjana pendidikan.
Anak-anak jalanan? Ya, anak-anak jalanan. Tidak seperti anak-anak jalanan di Bogor, anak-anak jalanan di sini, menurut gue terlihat jauh lebih menyeramkan. Bayangin aja,hampir seluruhnya dari mereka berpenampilan seperti anak punk. Mengingatkan gue waktu pulang konser KPA dan ternyata slank lagi manggung di Sabuga. Di jalan Tamansari udah penuh sama orang-orang berpenampilan punk. Sampe satpam kampus gue nganterin orang yang mau keluar naik angkot sendiri sampe tuh orang dapet angkotnya, dan mempersilakan pengendara motor yang mau keluar kalo yang mau keluar udah lebih dari lima motor. Dan saat itu gue akhirnya dianter sama temen gue. Mengingat kondisi waktu itu rawan banget.
Dan anak-anak yang berada di hadapan gue, mungkin versi masa muda dari orang-orang yang gue liat saat konser slank itu. Jujur, saat itu gue bener-bener takut liat mereka. Gue mempersilakan temen-temen gue buat masuk duluan. Tapi waktu liat reaksi dari sebagian anak yang liat kita datang, entah kenapa pikiran negatif gue tentang mereka sirna saat itu juga. Tau apa yang mereka lakukan? Mereka tersenyum bahagia saat kami datang, dan mendatangi kami untuk bersalaman, seperti anak-anak pada umumnya. Hanya saja mereka memang terlihat agak menakutkan.
Saat kami datang, anak-anak yang kira-kira mungkin seumur anak kelas empat sd sampai seumuran gue, lagi nyanyi-nyanyi lagu jalanan yang sering mereka nyanyikan. Sebagian besar dari mereka tersenyum bahagia saat menyanyikan lagu itu.
Rumah belajar Cimahi ini memang didirikan untuk mengajar anak jalanan. Pada hari itu kegiatan di rumah belajar Cimahi terlihat lebih ramai karena mereka kedatangan tamu dari rumah belajar Ciroyom. Staf pengajar dari rumah belajar Ciroyom terlihat lebih berpengalaman. Bayangin aja, waktu kenalan sama kakak-kakak dari rumah belajar Ciroyom, ada dua mahasiswa ITB. Yang satu meteorologi ’03, yang satu meteorologi ’05. Wah, senior gue semuaaaa~~ mungkin mereka lagi S2 kali ya :p
Nah, rumah belajar Cimahi ini diawasin sama kakak-kakak dari universitas tetangga yang berbasis pendidikan. Tau sendiri lah ya itu apa. Bukannya sombong sama universitas sendiri, kok. Soalnya kakak-kakak ini bener-bener tangguh menghadapi anak-anak ini. Sementara waktu itu, ada anak dari universitas gue yang kabur dan gak mau ngajar lagi. Dan waktu anak-anak acara 2 GEMA ITB ini dateng, kakak-kakak dari UPI ini seneng banget. Ya iya, lah. Anak-anak acara 2 yang dateng rombongan.
Nah, anak-anak yang belajar di sini nggak cuma belajar ngiting-ngitung atau pelajaran umum aja. Anak-anak acara 2 dateng kesana buat membagi pengalaman dan sedikit ilmu agama buat anak-anak jalanan ini. Dan gue teringat sama cerita salah satu temen gue yang emang anak acara 2, begini “Eh, masa gue dapet smsm dari kak Pipit (salah satu kakak-kakak yang ngajar di rumber Cimahi) isinya gini, ‘Alhamdulillah anak-anak udah mau shalat berjamaah. Tapi ada satu hal lucu, mereka shalat Magrib 4 rakaat, padahal harusnya 3 rakaat. Akhirnya mereka ngulang shalat mereka’” Subhanallah :’)
Subhanallah banget waktu liat mereka bergegas ke atas dan ngambil sarung dan berjalan ke arah masjid waktu adzan dzuhur berkumandang. Ya, walaupun sebelum berangkat mereka ngobrol-ngobrol dulu. Dan yang cewe-cewe mau bareng kita ke masjid sambil ngobrol di jalan dan ketawa-ketawa bareng.
Allah SWT memang Maha Benar. Tidak akan berubah suatu kaum kecuali mereka yang mengubahnya. Temen-temen acara 2 dan kakak-kakak dari UPI udah berusaha semampu mereka, memberikan ilmu kepada temen-temen yang kesehariannya sebagian besar dihabiskan di jalanan ini. Ya, tinggal mereka yang memilih, apakah mereka ingin berubah atau tidak. Dan subhanallah, mereka memilih jalan yang benar, untung saja :’)
Bukan mereka yang memilih untuk menjadi seorang pengamen jalanan. Bukan mereka yang memilih untuk menjadi anak yang setiap harinya makanpun susah, hingga mereka menahan lapar dengan nge-lem sampai tubuh mereka hanya dibalut kulit dan sulit lepas dari pengaruh nge-lem yang secara tidak langsung menjadi pengganti ganja bagi mereka. Mereka tidak tahu apa yang benar, mereka tidak tahu apa jalan yang seharusnya mereka ambil. Untuk itulah kita seharusnya ada. Membantu mereka. Bener-bener bangga banget sama kakak-kakak yang mau merelakan sebagian umurnya bersama mereka dan membagi ilmu kepada mereka dengan tujuan mulia.
Sekarang gue sadar, kehidupan gue dibanding mereka jauh lebih baik. Gue bisa sekolah dengan layak, bahkan sekarang gue berada di universitas yang dulu gue ragukan bisa masuk. Sementara anak-anak ini, mereka justru sibuk di jalanan, untuk makan saja sulit apalagi harus membayar uang untuk sekolah.
Untuk kawan-kawanku, masih ingatkah kalian dengan tri dharma perguruan tinggi? Salah satunya adalah pengabdian masyarakat. Kita di sini tidak hanya menuntut ilmu untuk diri kita sendiri. Ada orang lain yang membutuhkan ilmu yang telah kita dapat. Bangsa ini. Inilah tugas kita, kawan. Kitalah yang nanti akan menjalankan Negara ini, menggantikan para pemimpin saat ini. Jika kita tidak memanfaatkan masa-masa berharga kita di kuliah, baik di dalam maupun di luar kelas. Mungkin anak-anak yang kulihat kemarin akan semakin bertambah banyak.
Jika kita, para calon pemimpin bangsa, dapat mengamalkan seluruh ilmu kita dengan baik dan mengabdi kepada masyarakat, mungkin beberapa tahun ke depan, kita tidak akan lagi melihat anak-anak berpakaian kumuh di pinggir jalan, bernyanyi demi beberapa ratus perak. Mungkin tidak ada lagi orang-orang yang tidur beralaskan tanah dan beratapkan langit. Mungkin tidak ada lagi orang-orang yang mengeluh tentang kehidupannya yang serba kekurangan. Karena Negara kita sudah maju dan makmur :)

Kamis, 05 Mei 2011

warga fitb 2010

eh,iya.postingan sebelumnya belum di-copy ke blog.hehe.

di kampus gue,saat ini adalah masa-masa tergalau yang dihadapi.bayangin aja,kesempatan buat dapetin ip bagus ada di depan mata karena hari menuju UAS tinggal itungan jari! IP tinggi di masa tpb bener-bener menentukan nasib temen-temen gue.karena itu,tiket menuju jurusan.

pemilihan jurusan ini yang bikin galau.buat fakultas gue,ini beda.karena jurusan-jurusan di fakultas gue sangat menarik.selain karena jurusannya membahas ilmu bumi dengan kajian yang berbeda-beda,ada satu hal yang sedikit sensitif.

masalah himpunan kemahasiswaan di fakultas gue bener-bener sensitif.eh,udah ga sedikit lagi sih.ga perlu lah ya bahas kenapa.tapi intinya itu yang bikin perpecahan di kubu temen-temen fakultas gue.

nah,mungkin gue berbicara bukan pada tempat yang tepat.ya,gue sangat mengetahui itu.tapi gue pikir,mereka udah dewasa dan tau mana yang terbaik,jadi gue memutuskan untuk berdiam diri di sana dan nyerocos di sini.

masalah jurusan emang rada sensitif karena di Indonesia,khususnya,jurusan punya passing grade.buat gue sih,entah kenapa passing grade itu berdampak negatif bagi beberapa jurusan yang ga terkenal.

contohnya aja gue,di meteorologi,atau temen gue di universitas lain yang dapetnya jurusan yang kalo di sana,urutan ke sekian.awalnya emang rada gak pede masuk jurusan yang passing grade di fakultas aja gak bagus,apalagi se-ITB.

kalo gue perjelas lagi,jurusan yang punya passing grade rendah,belum tentu gak bagus.menurut gue,semua jurusan bagus.karena yang dikaji berbeda,kan?inti dari universitas bikin jurusan itu,kan supaya ada ahli di bidang itu nantinya.

jadi,itu yang gue bingungkan dari temen-temen gue.masuk jurusan yang diincer apanya,sih?ilmunya?himpunannya??jahimnya??apa cuma jaga gengsi??
kalo alasannya tiga terakhir itu,coba pikirin lagi.kalo ilmunya,insya Allah apapun itu lo bakal terima apa adanya.

nah,kalopun jurusan yang dimasukin ternyata bukan jurusan yang lo minatin,coba pikir dulu alasan kenapa lo bisa 'terdampar' di tempat itu.

kalo setelah lo pikir-pikir usaha lo gak gencar belajar,salah sendiri! orang lain berusaha keras masuk jurusan yang lo mau tapi kalo lo ga belajar,percuma!!
nah,kalo belajar udah,coba pikirin lagi.mungkin lo kurang mendekatkan diri sama Allah SWT.inget,bro.semuanya kan ada yang atur.kalau kita dekat sama yang mengatur hidup kita,maka insya Allah akhirnya indah.
usaha udah,doa udah??percayalah.itu yang terbaik buat lo :)