Laman

Minggu, 22 Agustus 2010

cerpen - Rei

14 februari

seluruh orang di kota ini sedang merayakan hari valentine dengan meriah. aku dapat melihat dengan jelas warna merah muda mendominasi seluruh kota. balon, boneka beruang, baju-baju yang mereka kenakan, para gadis muda yang membawa-bawa coklat untuk diberikan kepada pria yang mereka sukai, dan banyak lagi. tapi tidak buatku. 14 februari menandakan bahwa aku akan bekerja dengan keras di cafe hari ini.

aku sedang berjalan di antara pertokoan kota tokyo menuju cafe tempatku bekerja, hingga tiba-tiba..

"nona, apakah Anda ingin diramal? Anda tidak usah membayar"

seorang nenek tua bertudung gelap menghalangi langkahku.

"ah, maaf. aku sedang terburu.."

"baiklah, kalau begitu ambil salah satu gulungan dalam kotak ini"

aku ragu saat nenek itu mengulurkan kotak kaca berisi gulungan kecil yang banyak. aku teringat bahwa aku sedang terburu-buru saat itu. aku bergegas mengambil salah satu dari gulungan itu.

nenek itu tersenyum padaku setelah aku mengambil salah satu gulungan ramalan. ia berbalik dan meninggalkanku. aku penasaran hingga mataku tertuju pada gulungan kecil ini. namun saat aku melihat kembali ke arah nenek itu, ia sudah menghilang.

-------------

"Maafkan aku karena aku terlambat" kataku

"Sudahlah, tidak apa-apa. hari ini kan hari paling bahagia bagi semua orang. buat apa aku harus memarahimu?" Kata Ayumi. Ia pemilik cafe ini. hebatnya, Ia membuat cafe ini setelah ia lulus dari jurusan tata boga tahun lalu, dan hanya terpaut tiga tahun dari umurku. "Rei, apa yang kau pegang itu?"

"oh, tadi aku bertemu dengan seorang peramal, lalu ia memberikan ini padaku"

"Sudah kau buka?" Tanya Miya, yang bekerja menjadi pelayan sepertiku. aku menggeleng. "Kalau begitu, coba kau buka"

perlahan aku membuka gulungan ramalan itu. Ayumi dan Miya mendekatiku untuk melihat apa isi dari ramalan itu.

di gulungan itu tertulis.

"pria pertama yang memasuki tempat kerjamu, adalah pangeranmu"

"REI!!!! Kau akan menemukan cintamu di sini! romantis sekali... " Kata Ayumi sambil memelukku.

"Ah, Rei. aku iri padamu, sungguh" Kata Miya.

"Aduh, Ayumi, tolong lepaskan tanganmu. lagipula kan belum tentu ramalan ini benar" Kataku.

"Apa?! kau meragukan isi ramalam ini?" Kata Ayumi sedikit shock.

"Lagipula apa kau percaya kalau yang memberikannya seorang nenek bertudung gelap?"

"Aku percaya. lagipula kalau kau pergi ke tempat ramalan biasanya, hasilnya tidak terjadi" Kata Miya.

"Ah, dua menit lagi cafe kita akan buka. Rei cepat ganti bajumu. Miya cepat berjaga di depan. Aku akan membuat beberapa bahan di dapur"

aku bergegas mengganti bajuku dengan baju pelayan di ruang ganti.


suasana di cafe sangat ramai. aku dan Miya sibuk kesana-kemari untuk melayani pelanggan.

"Rei, apakah kau menyadari sesuatu?" Tanya Miya saat tidak aja pengunjung yang baru datang dan pengunjung lain sibuk menyantap hidangan. "sejak tadi, orang-orang ynga datang ke sini, perempuan semuanya"

"Lalu?"

"Apa kau tidak mengerti??sudah dua jam kita di sini dan tidak ada sama sekali pengunjung laki-laki yang datang, apa kau tidak menyadari sesuatu??"

"tidak"

"Oh Tuhan, itu berarti, ramalan itu mungkin ada benarnya, Rei"

"Aku masih tetap tidak percaya. Hei itu ada pelanggan. Kau atau aku??"

"aku saja. dan, oh, lihat, Rei, pelanggan wanita lagi"

"Sudahlah, ayo cepat layani mereka"


dua jam berlalu.

"apa kau masih tidak percaya dengan ramalan itu?"

"memang kenapa?"

"sudah empat jam toko ini buka tetapi masih belum ada pelanggan pria yang datang. padahal biasanya saat toko ini buka pasti ada saja pelanggan pria yang datang"

"tidak, aku masih tidak percaya"

"tahu,tidak?aku dan Ayumi bertaruh jika pangeranmu itu datang dalam satu jam dari sekarang, aku menang"

"Ayumi?"

"Dia bertaruh pangeranmu akan datang sekitar dalam waktu tidak kurang dari setengah jam"

"Hei, kenapa kalian malah membuat ini menjadi ajang bertaruh, sih?"

"Rei, ada pelanggan wanita lagi, cepat kau yang layani" Miya menghindari pertanyaanku dan menyuruhku mendatangi salah satu pengunjung yang baru saja datang.


"Selamat siang, saya Rei yang akan melayani Anda, ingin memesan apa?"

"Chocolate latte"

"baik, chocolate latte, ada lagi yang ingin di pesan?"

"aku ingin strawberry chesse cakenya"

"baik, satu strawbeer chesse c..."

"REI!!!!" tiba-tiba Miya berteriak padaku dan menujuk segerombolan pria yang sedang berjalan di depan cafe. aku mengenali mereka. oh, tidak. mereka satu kelas denganku, dan tolong jangan terjadi kalau salah satu dari mereka bakal masuk ke cafe ini.

Mereka berempat. dua diantara mereka aku kenal. Yamada dan Kazuko. aku mengenal mereka dengan baik, bahkan aku menyukai salah satu dari mereka. Yamada. saat itu juga aku sebenarnya sangat menginginkan Yamada yang memasuki cafe ini, lalu aku akan mempercayai ramalan itu. namun ternyata bukan Yamada yang memasuki toko itu. Ia dan kedua temannya menunggu di luar.

Kazuho.

"kau saja yang melayani dia" kata Miya dengan gerakan bibir.

"Tidak bisa. Apa kau tidak melihat bahwa aku sedang melayani pelanggan?"

Miya menghela nafas dan mulai menghampiri Kazuho sementara aku kembali melayani pelanggan ini.

"Maafkan aku. Strawberry cheese cake satu. ada lagi yang bisa kubantu?"

"Tidak. itu saja"

"Baik, pesanan Anda akan siap dalam lima menit" Aku membalikkan badan dan tiba-tiba seseorang mengagetkanku.

"Kau bekerja di sini?"

"Kazuho! Ah, kau mengagetkanku!"

"Oh, maaf. tetapi aku juga terkejut melihatmu bekerja di sini"

"ëhm.. apa kau ingin memesan sesuatu?"

"Oh, ya. tentu saja"

"Baiklah, temanku yang akan melayanimu. Aku harus mengantarkan pesanan" Aku mempercepat langkah menuju dapur.

"Ayumi, chocolate late dan strawberry cheese cake meja nomor 7" Kataku saat memasuki dapur.

Tiba-tiba pintu dapur terbuka.

"Ayumi coba tebak! setelah menunggu empat jam akhirnya ada pelanggan pria yang masuk ke cafe ini, dan sepertinya Rei mengenalnya. satu kue chocolate cheese cake untuk pangeran itu" Kata Miya. Oh sial. kenapa bisa-bisanya dia berkata itu.

"Benarkan itu, Rei? Kalau begitu aku yang menang" Kata Ayumi.

"Oh sial.seharusnya aku mengatakannya setengah jam lagi. dan, oh, dia ingin membawanya pulang dibungkus dengan pita. kau kan satu-satunya yang bisa membuatnya"

"Rei, aku sangat iri denganmu" Kata Ayumi. Miya membisikkan sesuatu di telinga Ayumi. "Benarkah?"

"Oh Ayumi, cepatlah berikan aku pesanan pelanggan itu" Kataku. tetapi ternyata pesanan wanita itu diberikan kepada Miya.

"Meja nomor 7, miya. dan , Rei, aku tidak ingin kau melewatkan kesempatan ini. ini, chocolate cheese cake dan bungkus dengan rapih"

"Oh, tidak. Ayumi.."

"Sudah cepat, Rei. Apa kau ingin dia menunggu terlalu lama?"

Aku tidak ingin mendengar ocehan Ayumi lebih lama sehingga aku memutuskan untuk membungkus kue itu dan memberikannya kepada Kazuho.

"Chocolate cheese cake pesananmu"

"Oh, Rei. Terima kasih"

"Sama-sama. Semoga harimu menyenangkan"

"sampai jumpa besok di kelas" kata Kazuho sambil melambaikan tangan. aku hanya dapat membungkukkan badan dan melihat Kazuho pergi meniinggalkan cafe bersama dengan Yamada dan kedua temannya. Ada sedikit rasa penyesalan mengetahui Yamada sama sekali tidak mneginkjakkan kaki di cafe ini.


Aku menutup tirai jendela terakhir dan mematikan lampu ruangan lalu kembali ke dapur. Miya sedang menyantap hidangan makan malamnya dan Ayumi sedang menghitung pendapatannya hari ini. namun sepertinya dia melihat ekspresi wajahku.

"Ada apa, Rei?" Tanya Ayumi. Miya menghentikan makannya dan melihat ke arahku.

"Tidak, aku baik-baik saja" Kataku.

"Hei, Rei, sepertinya pria itu sangat mengenalimu sampai dia menghampirimu yang sedang melayani pelanggan. Siapa dia?" Tanya Ayumi.

"Oh, dia teman sekelasku"

"Benarkah?" Tanya Ayumi.

"Pantas saja tadi dia yang menginginkan kue itu kau yang berikan" Kata Miya.

"Benarkah?" Tanyaku.

"Jadi apakah kau masih tidak mempercayai ramalan itu?" Tanya Miya. Aku mengangguk.

Ya, tentu saja. jika memang ramalan itu benar, bukan Kazuho yang aku inginkan untuk menjadi pria pertama yang kutemui hari ini. Tetapi Yamada.

-------------------

Yamada dan Kazuho adalah pria yang sangat populer di universitas kami. mereka berdua tidak hanya tampan, tetapi memiliki kharisma tersendiri.

Yamada, dia adalah pria yang sangat pintar. Selama setahun ini, tidak ada dosen yang tidak mengenal dia karena kepintarannya. setahun ini dia satu-satunya yang memiliki nilai sempurna di seluruh bidang mata kuliah. dia juga sangat baik. dia sering membantu kami apabila kami tidak paham. dia juga pernah mengajariku. hanya aku. saat itu aku tidak bisa mengerjakan soal di papan tulis. saat dosen kami sedang lengah, Yamada menggumamkan jawaban dari soalku agar aku dapat mengerjakan di depan. saat itulah aku menyukainya.

sementara Kazuho. dia adalah pria yang sangat aktif di organisasi. Ia menjadi ketua beberapa organisasi di universitas kami. memang Ia tidak sepintar Yamada, tetapi berkat dia, universitas kami menjadi universitas yang dipandang oleh warga Jepang.

aku sedang melamunkan mereka saat tiba-tiba sesorang mengagetkanku.

"Pagi Rei! Yamada, tahukah kau saat aku membelikan kue untuk ibuku? aku bertemu dengan rei. ternyata dia bekerja di sana"

"oh ya? sejak kapan kau bekerja di sana?" Tanya Yamada. jantungku berdegup dengan kencang saat mereka menatapku bersamaan.

"A, a, aku sudah sekitar setengah tahun bekerja di sana"

"Wah keren. dari dulu aku ingin sekali kerja sambilan seperti Rei" Kata Kazuho.

"Apa yang orangtuamu katakan nanti kalau kau berani mengambil resiko bekerja sambilan?"

"Haha. tenang saja, aku tidak akan melanggarnya. Yamada, kau harus mencicipi kue dari cafenya Rei. aku sudah mnecobanya dan rasanya sangat enak. pantas saja ibuku sering membelinya"

"aku sudah pernah mencobanya. adikku sering membawanya saat pulang dari sekolah"

"kalau begitu, Rei, bolehkah kami sering-sering mengunjungi cafemu? ah, kau pasti sangat beruntung bekerja di sana"

"ehm, tentu saja" oh sial.apa yang aku katakan barusan? jika mereka sering mengunjungi cafe, pasti Ayumi dan Miya akan sangat senang dan menjahiliku lebih sering.

Kazuho tersenyum. Yamada hanya menaikkan kacamatanya.

aku berharap Yamada tersenyum juga mendengarnya.

--------------------

"Tolong katakan kepadaku kenapa tiba-tiba hari ini kau datang dengan pangeranmu?"

"oh, tolong, Ayumi, berhentilah memanggilnya pangeran. dia bukan pangeranku dan kami tidak datang berdua, tetapi bertiga" Kataku di dalam kamar ganti untuk mengganti bajuku dengan baju pelayan.

"walaupun bertiga tetapi tetap saja itu sangat, sangat, oh Rei, kau sangat beruntung"

"Kami bertiga teman sekelas. jadi wajar saja kan kalau mereka datang. lagipula mereka penggemar berat makananmu"

"benarkah?oh Rei, cepatlah, kasihan Miya"

"aku akan lebih cepat kalau kau tidak mengajakku bicara" Kataku sambil keluar dan bergegas keluar.

Aku sedang membuka pintu dapur saat Miya berjalan di sampingku. "Ayo, layani pangeranmu itu"

"Oh, Miya, berhentilah berkata seperti itu"

Miya hanya tersenyum. aku membalikkan badan dan samar-samar terdengar suara Miya menyebutkan menu yang dipesan oleh salah satu pelanggan. aku berjalan menuju meja yang ditempati oleh Yamada dan Kazuho.

"Selamat siang, saya Rei yang akan melayani Anda, ingin memesan apa?"

mereka berdua terlihat menahan tertawa. "Hei, apa yang salah dengan kalimatku? Aku sering mengatakan ini kepada seluruh pelanggan"

"Termasuk kepada kami? Rei, kami kan temanmu. bersikaplah biasa saja di depan kami" Kata Yamada.

jantungku berdegup kencang. "maafkan aku.aku belum terbiasa jika ada orang yang kukenal sedang kulayani"

"sudahlah, aku ingin pesan mocca" Kata kazuho.

"Capucinno" Kata Yamada.

"Baiklah, Mocca dan Capucinno, ada lagi yang ingin dipesan?"

Kazuho menatap Yamada. Yamada menggeleng. "Strawberry juice,satu" Kata kazuho sambil tersenyum.

Yamada menatap Kazuho dengan tatapan bingung."Kau memesan lagi?" Tanyanya.

"Memangnya tidak boleh?"

Yamada mengacuhkan perkataan Kazuho.

"Baiklah, Mocca, capucinno, dan Strawberry juice akan disiapkan lima menit lagi" Kataku dan langsung berbalik dan bergegas memasuki dapur.

"Mocca, capucinno, dan Strawberry juice" Kataku kepada Ayumi.

"Segera datang" kata Ayumi.

"bagaimana perasaanmu tadi?" Tanya Miya.

"a, a, aku. nervous"

"ternyata kau menyukai pangeranmu itu,ya?tertangkap basah kau sekarang" Kata Miya sambil tersenyum jahil.

"bukan, kau salah paham"

"lalu, perasaan itu bukan untuk dia? oh Rei, jangan bilang kalau sebenarnya kau menyukai temannya?" Tanya Ayumi sambil memberikan pesanan.

Aku hanya tersenyum sambil membawa pesanan.

"Mocca, capucinno, dan Strawberry juice pesanan kalian" Kataku sambil memberikan pesanan.

"Rei, duduklah" Kata Kazuho.

Aku sedikit terkejut. "A, aku, tidak mungkin. aku harus melayani pelanggan yang lain"

"Kalau begitu kau menyia-nyiakan strawberry juice pesananku"

"Itu untukku?"

Kazuho mengangguk.

"Ehm, aku akan meminta izin terlebih dahulu"

Aku berbalik menuju dapur, namun baru beberapa langkah, Miya dan Ayumi dari pintu dapur menyuruhku untuk berbalik kembali.

"Kau kuijinkan" Ayumi menggumamkan kata itu.

Aku berbalik dan kembali ke meja Yamada dan Kazuho.

Kazuho tersenyum saat aku kembali mendekati meja mereka. "duduklah" Kata Kazuho.

kemudian kami bertiga mengobrol. aku merasa sangat tidak enak saat melihat Miya sendirian melayani pelanggan. tetapi aku juga tidak bisa meninggalkan meja ini. karena di sini, aku dapat melihat senyuman Yamada. sekitar setengah jam kami mengobrol. hingga mereka meminta ijin untuk meninggalkan cafe. Yamada berjalan keluar terlebih dahulu. Kazuho masih berdiri, ia tersenyum saat aku melihatnya. Ia berjalan mendekatiku.

"Terima kasih, Rei. kami akan mengunjungi cafe ini lagi. sampai jumpa" Kata Kazuho sambil melambaikan tangan.

"Terima kasih atas kedatangan kalian" Kataku.

Tak lama, Kazuho berbalik dan menatapku sambil tersenyum dan mengatakan "Kau terlihat sangat cantik dengan baju itu". Kazuho berbalik dan pergi meninggalkan cafe bersama Yamada.

aku dapat merasakan jantungku berdegup saat Kazuho mengatakan hal itu. Tolong beritahu apa yang terjadi padaku saat ini!!

(To be continued)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar